Rabu, 21 Desember 2011

The Exorcist

1973
Warner Bros.
Sutradara: William Friedkin
Pemain: Ellen Burstyn, Linda Blair, Jason Miller, Max von Sydow
Penulis:William Peter Blatty berdasarkan novelnya
Sinematografer: Owen Roizman
Musik: Jack Nitzche
Durasi: 122 menit
MPAA Rating: R
Film meraih 8 nominasi oscar termasuk film terbaik. Dan memenangkan dua yaitu naskah terbaik dan sound terbaik. Berarti The Exorcist unggul dalam 10 bidang. Benarkah? Salah satu baris scorenya sangat menghantui dan populer dipasang di acara-acara misteri di TV. Satu lagi, foto Linda Blair yang sudah di make up terkenal di pasang untuk mewakili level horror yang tinggi. Mungkin belum semua orang menonton The Exorcist. Tapi banyak yang tahu hal-hal mengenai The Exorcist baik itu prestasi yang diraih, scorenya dan foto Linda Blair. Di Indonesia, semua orang pasti pernah menonton Scary Movie 2. Itu menandakan ketenaran film ini dimata publik.

Kita bertemu aktris Chris Macneil (Ellen Burstyn). Dia mempunyai seorang anak yang ceria. seorang gadis kecil, Regan (Linda Blair), yang awalnya terlihat sangat ceria. Belakangan ini tingkahnya mulai aneh. Tempat tidurnya mulai bergoyang. Chris panik dan mencari dokter-dokter top untuk menyembuhkan anaknya. Satu hal penting, keluarga itu seakan-akan tidak punya keyakinan religius. Semua dokter angkat tangan, dan mereka meyakini bahwa tubuh Regan sudah dirasuki setan. anyak korban yang meninggal karena Regan,Chris mulai mencari pastur untuk menyembuhkan anaknya.

Kita bertemu Father Karras (Jason Miller)—adegannya adalah intercut kisah Chris. Dia adalah pastur dengan kehidupan yang menyedihkan, tinggal dengan ibunya yang tua dan kepercayaannya sudah menipis. Chris menemukan Father Karras untuk mengeluarkan setan itu. Tidak bisa dengan dialog menghipnotis ataupun tinju, Father Karras yakin cara satu-satunya adalah dengan melakukannya secara spiritual. Untuk proses ini, dia harus meminta bantuan Father Merrin (Max von Sydow) yang sudah pernah melakukan exorcist sebelumnya.

Film dibuka dengan Father Merrin yang menemukan simbol-simbol aneh di Afrika Utara. Sepertinya itu simbol-simbol setan. Saya tidak mengerti maksud sequence itu jika dihubung-hubungkan dengan filmnya (karena sequence itu cukup lama, Saya yakin maksudnya tidak hanya untuk menyatakan bahwa setan telah turun ke bumi dan merasuki satu tunuh manusia). Seandainya itu simbol yang bermakna, pastinya ada kaitannya dengan agama Kristen. Setelah itu ceritanya dibangun secara lambat. Perlahan-lahan, The Exorcist memasuki klimaksnya. Hampir setengah jam terakhir film ini dihabiskan di tempat tidur. Melihat proses kegiatan exorcist itu. Bukan itu maksud Saya, tapi yang menarik adalah bagaimana benturan antara keyakinan dan realita.

Masih ingin menggaulinya?
Saya menonton film ini dalam format DVD sejak perilisan ulang The Exorcist yang disertai embel-embel “The Version You’ve Never Seen”. Namanya payah sekali. Saya menonton versi extended ini beserta versi theatricalnya. Saya lebih suka versi orisinilnya. Untuk “Versi yang belum pernah Anda lihat”, adegannya terasa dipanjang-panjangkan (durasi membengkak menjadi 135 menit), dengan adegan pembuka yang memperlihatkan penemuan artifak tu ditampilkan lebih lama serta dialog pada ending film yang seharusnya diselesaikan dibuat lebih bertele-tele, tidak ada perubahan yang berarti. Pantas saja William Friedkin menolak memasang edisi “Director’s Cut” atau “Definitive Cut”. Satu adegan tambahan yang terkenal adalah ketika Regan tiba-tiba berjalan terbalik seperti laba-laba di tangga dengan darah mengalir pada mulutnya.

Dalam versi DVDnya, ada prolog oleh William Friedkin yang memperingatkan penonton akan seramnya film yang segera dimulai. “Matikan lampu, keraskan volume,”. Saya mengikuti petunjuknya. Untuk apa Saya tulis ini? Agar mengetahui sebagaimana kuat respon publik pada saat itu sampai mengecap The Exorcist sebesar ini. Pertama kali Saya menontonnya, Saya tidak yakin dengan pendapat Saya. “Baiklah, Saya akan beri satu lagi kesempatan untuk film ini,” pikir Saya. Lantas Saya menonton ulang dengan satu penonton (yang sangat terpengaruh aura The Exorcist, juga fans The Omen) di samping Saya. Setelah film selesai, Saya katakan, “Film ini over rated,”. Dia sangat setuju dengan pendapat Saya.

The Exorcist bukanlah film yang terlalu hebat seperti yang digembar-gemborkan. Tapi ini adalah film yang bagus. Lantas mengapa oscar sampai memberinya begitu banyak piala? Mudah saja, The Exorcist adalah satu dari sedikit film horror yang artistik. Sutradara, William Friedkin (yang juga membuat The French Connection) melakukan tugas dengan baik. Aktor-aktrisnya (Jason Miller, Ellen Burstyn dan tentunya Linda Blair yang tampil sangat mengejutkan. Dia masih anak kecil!) juga memberikan penampilan yang kuat. Saya melihat kreasi seni dalam film ini, tetapi Saya tidak betul-betul terhibur menonton film ini (seperti fungsi film-film horror biasanya). Saya katakan The Exorcist adalah film horror (yang biasanya adalah drama dan komedi) yang dibuat untuk oscar.

Ada dua fotografi yang sangat menarik selama film ini berlangsung. Satu adalah foto siluet Father Merrin yang berdiri di depan rumah Chris, disinari lampu kota di atasnya. Satu lagi adalah ketika usaha membebaskan Regan dari setan yang merasuki tubuhnya. Di belakang Regan, muncul patung yang terlihat di pembuka film. Dua foto itu terlihat cantik.

Menyambung komentar sebelumnya, memang sebagian durasi dari film adalah tentang tokoh-tokohnya. Akan ada banyak dialog tentang kehidupan. Sebenarnya ceritanya singkat. Hanya saja (seperti novel biasanya), William Peter Blatty ingin penonton tahu bagaimana tokoh Father Karras dan Chris dan apa pengaruh kejadian ini terhadap kepercayaannya. Itu bagian menarik dalam film—yang juga menghadiahi oscar.

Sekarang berbicara tentang “seberapa seram film ini?”. Adegan laba-laba itu mungkin adegan paling seram dan mengejutkan dalam film ini (Saya tidak tahu alasan dihilangkannya adegan itu. Apakah karena tidak lulus sensor?). Wajah Regan semakin lama semakin membusuk. Awalnya kita hanya melihat darah di wajahnya. Tapi seiring durasi berjalan, wajahnya terlihat pecah-pecah. Yang dilakukan Regan adalah melompat-lompat di tempat tidurnya (Dia menyimpan satu adegan seram seperti memutar kepalanya). Selebihnya adalah hanya muntahan, ucapan slang dan kata-kata jorok saja keluar dari mulut setan. Seperti “fuck me, fuck me” sambil membacok kelaminnya sendiri dengan jarum suntik. Dan juga Regan sempat mengatakan kepada Father Karras, “Your mother sucks cocks in hell,” Entah itu seram atau tidak menurut Anda.

Kebesaran The Exorcist tidak lepas dari berita dibalik layarnya. Banyak yang mengatakan setan ikut berada di lokasi syuting. Ada dua kematian tragis selama syuting. Dan Linda Blair—yang selanjutnya tidak bisa memilih peran—disebut-sebut terkena kutukan The Exorcist (bukan kesurupan). Pemain-pemain di sekuelnya juga disebut-sebut terkutuk. Publik suka kontroversi dan cerita seram di balik pembuatan film horror, kan?

Regan (Linda Blair) dalam The Exorcist

Sumber: http://erdiawanfilmreviewsdatabase.blogspot.com/2008/08/exorcist.html

0 komentar:

Posting Komentar